Pengamatan
komponen Biotik dan Abiotik Perairan Menggenang di Situ Gede, Bogor- Jawa Barat
Eneng ismawati (C24120007).,
Andi Fahmi Kasari (C24120022), Ani Munawaroh (C24120040),
Ratu Ayu Anisa(C24120076), Ahmad Dzaki Mufakkir (C24120104), Ditta Ayu Anggraini
(C241200108)
Manajemen Sumberdaya
Perairan
Abstrak
Perlu kita
ketahui bahwa Situ Gede memiliki potensi alamiah baik yang yang berupa abiotik
maupun biotik. Potensi alamiah abiotik Situ Gede relatif menunjukkan bahwa saat
ini perairan Situ Gede telah mengalami pencemaran. Diduga hal ini terjadi
karena Situ Gede mendapatkan masukan yang cukup tinggi baik bahan organik
maupun anorganik dari luar badan perairannya. Masukan utama yang diduga paling
mendominasi bagi perairan Situ Gede adalah adanya aktivitas masyarakat sekitar
Situ Gede (wilayah pemukiman).Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji dan
mendiskripsikan komponen-komponen penyusun ekosistem perairan yang menggenang
serta interaksi antara komponen dari situ Gede. Penelitian dilaksanakan di Situ Gede pada hari Selasa
tanggal 24 September 2013. Pengambilan
contoh dilaksanakan di 3 substasiun dengan jarak 1 meter antar substasiun.
Subyek : ekosistem, danau, parameter fisika,
parameter kimia, parameter biologi, situ Gede
Pendahuluan
Ekologi merupakan ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan
lingkungannya. Salah satu kajian ekologi adalah ekosistem tempat organisme itu
hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi) adalah suatu sistem
yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan saling mempengaruhi antara
komponen biotik dan abiotik. Berdasarkan salinitasnya ekosistem perairan
dibedakan menjadi tiga yaitu ekosistem perairan tawar, ekosistem perairan
payau, dan ekosistem perairan laut.
Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi
dua kelompok utama yaitu badan air tergenang (standing water atau
lentik) dan badan air mengalir (flowing water atau lotik). Perairan
tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, telaga dan embung. Danau atau
situ memiliki ka-rakteristik arus yang
stagnan atau tenang, organisme yang hidup di dalamnya tidak membutukan adaptasi
khusus, ada stratifikasi suhu,substrat umumnya berupa lumpur halus, dan
residence time-nya lama. Pentingnya mengenali ekosistem perairan tergenang
beserta interaksi antar komponennya sebagai salah satu ekosistem yang sangat
peka terhadap adanya perubahan fisika, kimia, maupun biologi.
Di danau
terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut zona
littoral. Daerah perairan terbuka yang masih terkena sinar matahari disebut
zona limnetik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut zona
profundal. Setiap
perairan memiliki karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun kimiawi.
Pada ekosistem perairan tergenang tidak terdapat arus atau bahkan cenderung
stagnan. Residene time yang lama merupakan salah satu faktor
pembeda antara perairan tergenag dan perairan mengalir.
Bahan
dan Metode
Alat yang di gunakan adalah transek kuadrat
1x1m, termometer, secchi disk, paralon bersekala dengan diameter 3 inchi, ember
10 liter, botol film 10 buah, kantung pkastik ukuran 1 kg, kertas label, karet
gelang, spidol permanen, serok, saringan halus dan kasar, plankton net, cutter,
sikat gigi, kamera, sarung tangan. Bahan yang dibutuhkan adalah formalin,
aquades, dan lugol. Transek
kuadrat berukuran 1X1 meter digunakan sebagai pembatas substasiun (area yang
diamati). Pipa paralon berdiameter 3 inch dengan panjang 2 meter telah diberi
skala dengan satuan cm digunakan untuk mengukur kedalaman dan mengambil
substrat yang berada di dasar situ. Cara penggunaan pipa paralon yaitu pipa
paralon dimasukkan ke dalam air (dalam wilayah transek kuadrat) dengan keadaan
tegak lurus permukaan air hingga menyentuh awal dasar situ lalu diamati skala
pipa paralon, sedangkan untuk mengambil substrat di perairan situ yaitu pipa paralon
ditancapkan pada dasar perairan situ kemudian mengangkat pipa paralon dari
dasar perairan situ. Termometer digunakan untuk mengukur suhu situ dengan cara
memasukkan termometer ke dalam air yang berada di dalam transek kemudian skala
suhu diamati. Botol film sebanyak 10 buah digunakan sebagai wadah organisme
yang didapat dari hasil pengamatan dan akan diamati di laboratorium. Secchi
disk ber-diameter 30 cm digunakan untuk mengukur kecerahan situ. Cara
penggunaannya adalah dengan menenggelamkan secchi disk ke dalam situ secara
perlahan hingga secchi disk tepat tidak terlihat, kemudian dilihat skala yang
ditunjukkan pipa paralon berdiameter 1 inch dan dihitung sebagai d1, se-lanjutnya
secchi disk diangkat secara perlahan, tepat ketika secchi disk terlihat
kembali, dianggap sebagai d2. Kecerahan dihitung dengan menjumlahkan d1 dan d2
serta membagi 2. Kantung plastik sebanyak 3 buah digunakan sebagai wadah
bentos. Ember bervolum 10 liter digunakan sebagai wadah air yang berasal dari
situ (dari masing-masing substasiun) yang akan disaring dengan plankton net
untuk mendapatkan sampel air selanjutnya akan diamati di laboratorium, sikat
gigi digunakan untuk menyikat batu, ranting atau daun yang berasal dari dasar
perairan situ untuk mendapatkan perifiton. Plankton net digunakan untuk
menyaring plankton yang terkandung dalam perairan situ. Cara penggunannya
adalah Air yang berasal dari situ pada ember bervolume 10 liter dituangkan pada
plankton net sebanyak 10 ember kemudian menggoyang-goyangkan plankton net agar tersaring.
Kertas label digunakan untuk memberi label pada masing-masing botol film atau
plastik agar tidak tertukar. Alat-alat tulis digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan. Serok digunakan untuk menjaring nekton. Kamera digunakan untuk
mendokumentasikan ke-giatan dan hasil pengamatan. Saringan halus dan kasar
digunakan untuk menyaring substrat dari dasar perairan situ. Cara penggunaannya
adalah substrat diletakkan pada saringan kasar selanjutnya pada saringan halus
dan menyaringnya hingga didapatkan substrat yang diinginkan. Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini di-antaranya aquades digunakan sebagai pencuci
bentos dan substrat yang akan disimpan dalam botol film. Lugol digunakan
untuk mengawetkan plankton dan perifiton dengan cara meneteskannya sebanyak 3
tetes ke dalam plankton dan perifiton yang terdapat di botol film,. Formalin
digunakan untuk mengawetkan bentos, neuston, dan nekton dengan cara
menuangkannya dengan ukuran tertentu (secukupnya) ke dalam bentos, neuston dan
nekton yang terdapat dalam botol film.
Pembahasan
Lingkungan
perairan dapat dianalisis berda-sarkan 3 parameter yaitu parameter fisika,
kimia, dan biologi.
Parameter
fisika dan kimia
Paremeter fisika meliputi ruang lingkup su-hu, kecerahan,
warna, kedalaman dan bau. Sedangkan, parameter kimia meliputi pH dan salinitas.
Tabel 1. Parameter
Fisika dan Kimia Ekosistem Perairan Situ Gede
|
Parameter
|
Unit
|
Zona I
|
Zona II
|
Zona III
|
||
Fisika
|
Warna
|
-
|
Hijau coklat
|
hijau
|
Hijau
|
|
|
Suhu
|
0C
|
27-29
|
29-34
|
31-35
|
|||
Kedalaman
|
m
|
0,7-1,35
|
0,97-2
|
0,93-1,4
|
|||
Kecerahan
|
m
|
0,2-0,53
|
0,2-0,72
|
0,36-0,45
|
|||
Tipe Substrat
|
-
|
Lumpur
|
lumpur
|
Lumpur
|
|
|
|
Kimia
|
pH
|
6-7
|
6
|
5
|
|
|
Kekeruhan dan kecerahan merupakan salah satu
faktor penting untuk penentuan produktivitas suatu perairan alami. Meningkatnya
kekeruhan dapat menurunkan kecerahan perairan, serta mengurangi penetrasi
matahari ke dalam air sehingga dapat membatasi proses fotosintesis dan
produktivitas primer perairan.Warna merupakan parameter fisika pada suatu perairan
tergenang..Berdasarkan data yang didapatkan pada perairan Situ Gede, perairan
Situ Gede memiliki warna hijau agak tua.
Pada
zona 1,diperoleh datasuhu sebesar27-290, kedalaman0.7-1.35 m, dan
kecerahan 0.2-0.72 m, serta ph sebesar 6-7 dengan warna perairan adalah hijau
cokelat serta tipe substrat yang berlumpur. Sedangakan pada zona 2,diperoleh
datasuhu sebesar
29-340,
kedalaman 0.97-2 m, dan kecerahan 0.2-0.72 m serta ph sebesar 6 dengan warna
perairan adalah hijau serta tipe substrat yang berlumpur. Serta pada zona 3,diperoleh
datasuhu sebesar 31-350, ke-dalaman 0.93-1.4 m, dan kecerahan ,
0.36-0.45 m serta ph sebesar 5 dengan warna perairan adalah hijau cokelat serta
tipe substrat yang berlumpur..
Menurut Mahida (1986) bahwa tingkat
oksidasi senyawa organik jauh lebih besar pada suhu tinggi dibanding pada suhu
rendah. Hal ini terbukti pada zona 1 tingkat keanekaragaman hayatinya lebih tinggi
dibanding dengan zona 2 dan 3.
Parameter Biologi
Parameter biologi mencakup 5 bagian
yaitu perifiton, bentos, neukton, neuston dan plankton.
1.
Perifiton
Tabel 2. Kelimpahan perifiton di Situ
Gede
|
Spesies
|
Zona 1
|
Zona 2
|
Zona 3
|
perifiton
|
Ankistrodesmus
|
150
|
||
|
Aphanizomenon
|
150
|
||
|
Cladnopora
|
1
|
||
|
closterium
|
1308
|
3150
|
3450
|
|
Coelosphaerium
|
9
|
||
|
conochilus
|
100
|
||
|
Cosmarium
|
300
|
||
|
Cydop
|
1
|
||
|
Cymbella
|
4
|
||
|
Fragilaria
|
150
|
||
|
gonatozygon
|
100
|
700
|
150
|
|
Microspora
|
500
|
||
|
Mougeotia
|
2
|
||
|
mytilina
|
50
|
||
|
Nitzschia
|
345
|
186
|
|
|
oedogonium
|
50
|
50
|
|
|
Ophioeytium
|
150
|
||
|
Oscillatoria
|
1050
|
750
|
|
|
Pclycystis
|
150
|
||
|
Penidium
|
250
|
350
|
|
|
Phormidium
|
37
|
1250
|
|
|
Phormidium
|
150
|
||
|
Protococcus
|
171
|
||
|
Tabellaria
|
600
|
||
|
Tribonema
|
150
|
150
|
|
Total
|
26 jenis
|
7470
|
6950
|
4536
|
![]() |
Pada
zona 1, jenis Perifiton yang dida-patkan didominasi oleh perifiton jenis Oscillatoria1050. Pada zona ini juga jumlah spesies perifiton yang didapat
paling banyak yaitu Sedangkan pada zona
2 didapatkan jenis perifiton yang mendominasi yaitu jenisclosteriumsebanyak
3150 closterium sebanyak 2100, dan sedangkan pada zona 3 perifitonyang banyakdidapatkan
yaitujenisclosteriumsebanyak 3450.
Menurut Mamangkey (2004) warna dan kecerahan air merupakan indikasi
kelimpahan dan keanekaragaman perifiton di perairan yang didominasi oleh jenis
perifiton tertentu. Tingkat kecerahan dapat mempengaruhi diversitas spesies.
Semakin cerah suatu perairan, diversitas spesies semakin tinggi. Sesuai dengan
teori tersebut didapatkan data tingkat kecerahan yang paling tinggi pada zona 1
yakni 0.25 m sihingga jenis perifiton yang terdapat pada zona 1 juga lebih
beragam.
Tingginya nilai kerapatan perifiton dapat menyebabkan terhambatnya
penetrasi cahaya dan peningkatan metabolisme yang terjadi dalam kolam tersebut.
Menurut Botany (2006), komunitas peri-fiton dapat digunakan untuk menghilangkan
adanya polutan pada suatu perairan.
2.
Plankton
Tabel
3. Kelimpahan fitoplankton di perairan Situ Gede
|
Jenis
|
Zona 1
|
Zona 2
|
Zona 3
|
Fitoplankton
|
Aphanocapsa
|
324
|
134
|
12
|
Botrycoccus
|
18
|
|||
Caetophora
|
6
|
|||
Campylodiscus
|
84
|
|||
Cladophora
|
42
|
|||
Closterium
|
59
|
134
|
6
|
|
Codospliaerium
|
6
|
|||
Desmids
|
1
|
|||
Eunotia
|
6
|
|||
Gonatozygon
|
88
|
12
|
||
Mougeotia
|
31
|
6
|
||
Nitzschia
|
30
|
|||
Oodogonium
|
6
|
|||
Ophiocytium
|
18
|
|||
Oscillatorio
|
70
|
|||
Pediastrum
|
6
|
|||
Stephanodiscus
|
24
|
|||
Synedra
|
12
|
|||
Tetmemorus
|
2
|
|||
Tetraspora
|
6
|
|||
Tribonema
|
90
|
|||
Total
|
691
|
428
|
114
|
![]() |
Gambar. Box Plot fitoplankton di perairan Situ Gede
Tabel 4. Kelimpahan zooplankton di perairan Situ Gede
|
Jenis
|
Zona 1
|
Zona 2
|
Zona 3
|
Zooplankton
|
Amoeba
|
15
|
||
Chilodonella
|
2
|
|||
Chromogaster
|
202
|
|||
Coelesphaerium
|
6
|
|||
Conochilus
|
78
|
|||
Crucigenia
|
32
|
|||
Cyclotella
|
12
|
|||
Cynedra
|
12
|
|||
Frontonia
|
1
|
|||
Genicularia
|
12
|
|||
Gyrosigma
|
9
|
|||
Melosira
|
120
|
|||
Navicula
|
44
|
|||
Nitzchia
|
6
|
|||
Ostrhocoda
|
18
|
|||
Paramecium
|
9
|
|||
Paranema
|
1
|
|||
Polyarthra
|
2
|
|||
Prorodon
|
618
|
|||
Protococcus
|
30
|
|||
Spirostomum
|
3
|
|||
Synchaeta
|
2
|
|||
Synedra
|
15
|
15
|
||
Urostyla
|
6
|
|||
Total
|
25 Spesies
|
927
|
224
|
104
|

Gambar. Box Plot kelimpahan zooplankton di perairan
Situ Gede
|
Jenis
|
Zona
1
|
Zona
2
|
Zona
3
|
Zooplankton
|
Amnicola
|
803
|
1880
|
3400
|
Bythinia
|
1633
|
1533
|
||
Campeloma
|
2142
|
4577
|
8648
|
|
Ganiobasis
|
180
|
5682
|
5463
|
|
Gyraulus
|
165
|
3584
|
||
Hydrobia
|
495
|
13359
|
1938
|
|
Margaritivera
|
334
|
3820
|
417
|
|
Musculium
|
658
|
|||
Pleulocera
|
165
|
4982
|
||
Unio
|
3
|
|||
Viviparus
|
171
|
217
|
||
Total
|
6749
|
37884
|
21616
|
P
Plankton
terbagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton terdiri atas
ganggang, diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton terdiri atas rotifera,
cladocera, copepoda. Kelimpaahan plankton di setiap stasiun berbeda-beda,
perbedaan kelimpahan ini disebabkan oleh perbedaan kecerahan dan kedalaman.
Semakin banyak mendapat sinar matahari dan semakin dalam suatu perairan, maka
jumlah plankton akan semakin banyak.
Berdasarkan
analisis yang telah dilakukan di laboratorium, kami dapat mengidentifikasi
jenis-jenis plankton yang terdapat pada sampel yang kami bawa dari perairan
situ gede. Jenis plankton yang kami dapatkan cukup bervariasi, namun didominasi
oleh jenis Prorodon
3.
Benthos
Tabel 5. Kelimpahan Benthos di
perairan Situ Gede
|
Jenis
|
Zona 1
|
Zona 2
|
Zona 3
|
Benthos
|
Amnicola
|
803
|
1880
|
3400
|
Campeloma
|
2142
|
4577
|
8648
|
|
Ganiobasis
|
180
|
5682
|
5463
|
|
Gyraulus
|
165
|
3584
|
||
Hydrobia
|
495
|
13359
|
1938
|
|
Margaritivera
|
334
|
3820
|
417
|
|
Musculium
|
658
|
|||
Pleulocera
|
165
|
4982
|
||
Unio
|
3
|
|||
Viviparus
|
171
|
217
|
||
Total
|
6749
|
37884
|
21616
|
![]() |
.
4. Nekton dan Neuston
Berdasarkan
hasil pengambilan sampel di Situ Gede, tidak didapatkan organisme nekton dan neuston.
Nekton merupakan
sekumpulan hewan pelagis yang berenang bebas,independen, umumnyabergerak
mengikut pergerakan air atau arus. Sedangkan neuston merupakan sejenis serangga
air yang hidup di pemukaan air.
Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui
bahwa Danau Situ Gede terdiri dari komponen
biotik dan abiotik. Parameter yang diamati dari perairan Situ Gede yaitu
parameter fisika, kimia, dan biologi. Secara fisik perairan Situ Gede
berwarna hijau agak tua dan memiliki tipe substrat berupa lumpur,memiliki
kedalaman dan suhu berbeda beda dengan tingkat kecerahan yang berbeda dari
setiap bagian perairan. Secara kimia perairan Situ Gede memiliki nilai pH 6 sehingga menunjukkan
Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun,. Parameter
biologi yang ditemukan di situ Gede, yaitu plankton, perifiton, dan bentos.
Saran
Sebaiknya semua pihak baik itu warga sekitar, petugas khusus
penjaga situ gede, pemerintah setempat, dan juga para pengunjung agar lebih
menjaga kebersihan situ gede agar tidak terjadi pencemaran perairan, terutama
dari pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga yang banyak berupa
sampah plastik.
Daftar Pustaka
Anggraini,
W.2007. Penentuan Faktor Biotik-abiotik lingkungan perairan.[terhubung_berkala]. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2149486-ekosistem-faktor-biotik-dan-faktor.
(20 september 2013) (00.02)
Effendi.
2004. Pengaruh factor biotic-abiotik organism sungai.[terhubung berkala].http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2074023-pengukuran-parameter-kualitas-dengan-bentos. (20 september 2013)(23.08)
Mahida,
U.N.1984.Pencemaran Air dan Pemanfaatan
Limbah Industri.Rajawali: Jakarta
Lukman.2007. Karakteristikperairan. [terhubung
berkala]. www.scribd.com/doc/.../karakt eristik-perairan (21 september 2013)(06.11)
Odum,
E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. 4rd ed. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Suwigyo,
Sugiarti. Widigdo, Bambang. Wardiatno, Yusli. dan Krisanti, Majariana.
2005 Avertebrata Air. 1st ed.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Lampiran
![]() |
![]() |

![]() |
||
![]() |
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar