Jumat, 22 November 2013

Laporan Praktikum                                                    Hari/Tanggal      : Kamis/21 November 2013
m.k Iktiologi Fungsional                                             Kelompok         : 4a
                                                                                 Asisten              : Wahyu Susi Kaniawati



SISTEM RESPIRASI DAN SIRKULASI


Disusun oleh :

Kelompok 4A



Devi Apriliyanti                      (C24120037)
Muhammad Sufi Riawi           (C24120038)
Muhammad Yusuf Fikri         (C24120039)
Ani Munawaroh                      (C24120040)
Nurlia Andriyani                     (C24120041)
Sohibul Taufik                        (C24120042)



                                   









DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013



BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan
Mengetahui struktur anatomi dan fungsi organ yang berperan dalam pernapasan dan proses peredaran darah ikan gurame (osphronemus gouramy), ikan lele (Clarias gariepinus), belut (Monopterus albus).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Respirasi
       2.1.1   Pengertian Respirasi
Proses peningkatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organism dengan lingkungannya dinamakan pernafasan (respirasi). Sistem organ yang berperan dalam hal ini adalah insang. Oksigen merupakan bahan pernafasan yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Bagi ikan, oksigen diperlukan oleh tubuhnya untuk menghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan gula (Salmin 2005).
Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dalam tubuh makhluk hidup disebut pernafasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbondiokdisa. Pada hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara masing-masing sel tubuh dengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem pernafasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas pernafasan bagi keperluan seluruh sel tubuhnya (Sutimin 2008).

2.1.2   Jenis-Jenis Respirasi
Respirasi aerob. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara organisme dan lingkungannya dikenal sebagai respirasi aerob. Respirasi anaerob. Karbondioksida yang diberikan dari organisme tertentu tidak ada oksigen yang diambil. Kebutuhan oksigen diperoleh dari susunan karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Inilah yang disebut dengan respirasi anaerob (Affandi 2004).
Menurut Sutimin (2010), respirasi dapat digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan persediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses tahapan reaksi dalam respirasi. Proses transpor gas-gas secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
2.1.3   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respirasi
Menurut Affandi (2002) dalam Anwar (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen terbagi menjadi dua, yaitu faktor luar dan dalam. Faktor luar dipengaruhi oleh tekanan parsial oksigen dan suhu. Peningkatan suhu pada batas tertentu akan diikuti dengan peningkatan laju metabolisme. Sedangkan faktor dari dalam adalah yang berkaitan langsung dengan ikan itu sendiri, seperti ukuran ikan, aktifitas, kondisi kesehatan ikan, dan seks.
Menurut Mattians, dkk (1998) dalam Ratningsih (2008), respirasi pada ikan berhubungan luas dengan permukaan organ respirasi, darah, dan kemampuan dari organisme untuk mendeteksi pengurangan oksigen pada lingkungan dan upaya penyesuaian fisiologis untuk mengimbangi kekurangan oksigen. Sedangkan menurut Chahaya (2003) dalam Ratningsih (2008), partikel-partikel bahan organic terlarut yang ikut terhisap bersama air secara terus-menerus dapat mengganggu proses respirasi pada ikan. Bereaksinya partikel tersebut dengan fraksi tertentu dari lender insang menyebabkan lender yang berfungsi sebagai pelindung diproduksi lebih banyak sehingga terjadi penumpukan lendir yang menutupi lamella insang. Berkurangnya oksigen terlarut dan terhambatnya proses respirasi pada ikan mengakibatkan menurunnya laju konsumsi oksigen.
2.1.4   Sumber O2 dalam Air 
Menurut Effendi (2003), sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktifitas fotosintesis dari tumbuhan air dan fitoplankton. Difusi oksigen dari atmosfer ke dalam air dapat terjadi secara langsung pada kondisi air diam (stagnant). Difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun. Namun, pada hakikatnya difusi oksigen dari atmosfer ke perairan berlangsung relatif lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air. Oleh karena itu, sumber utama oksigen di perairan adalah fotosintesis.
Menurut Cole (1983) dalam Sutimin (2011), salah satu sumber oksigen terlarut yang penting dalam perairan adalah oksigen di atmosfer yang terlarut dalam massa air pada permukaan air yang dihasilkan melalui proses difusi. Sedangkan menurut Boyd et.al, (1991) dalam Sutimin (2011), sebagian besar oksigen dalam ekosistem perairan berasal dari fotosintesis oleh fitoplankton. Pada perairan dangkal, suplai oksigen didominasi oleh tanaman tepi, makrofita, dan alga bentik.
Oksigen dalam perairan juga berasal dari faktor biologis, diantaranya adalah aktifitas klorofil pada tanaman dari perifiton di sungai mengalir. Alga planktonik di dalam kolam atau danau, dan tanaman air berbunga. Di pesisir yang membentang di perairan. Hal ini juga menyebabkan kelimpahan oksigen apabila tumbuhan air berlimpah dari cahaya matahari (Arrignon, 1995).
Insang merupakan organ terpenting dalam proses respirasi, didalam insang sendir iterdapat beberapa bagian penyusunnya. Berikut bagian-bagian penyusun dari insang:
a.  Tutup insang (operculum). Hanya terdapat pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan bertulang rawan, tidak terdapat tutup insang. Operculum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernapas.
b.     Membrane brankiostega (selaput tipis di tepi operculum), berfungsi sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
c.   Lengkung insang (arkus brankialis), sebagai tempat melekatnya tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf.
d.   Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya organisme makanan melalui celah insang.
e.  Daun insang, berfungsi dalam sistem pernapasan dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
f.       Lembaran (filamen) insang (holobran kialis) berwarna kemerahan.
g.      Saringan insang (tapis insang) berfungsi untuk menjaga agar tidak ada benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.
Menurut Khairul Amri (2004), Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operculum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operculum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasanke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.

2.1.5   Mekanisme Pernapasan Ikan
Mekanisme pernapasan pada ikan diatur oleh mulut dan tutup insang. Pada waktututup insang mengembang, membran brankiostega menempel rapat pada tubuh, sehingga air masuk lewat mulut. Sebaliknya jika mulut ditutup, tutup insang mengempis, rongga faring menyempit, dan membran brankiostega melonggar sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang. Air dengan oksigen yang larut didalamnya membasahi filamen insang yang penuh kapiler darah dan karbon dioksidaikut keluar dari tubuh bersama air melalu celah tutup insang. Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk menyimpan oksigen dan membantu gerakan ikan naik turun.Dalam mekanisme pernapsan ikan terdapat 2 fase yaitu :
a.  Fase Inspirasi Ikan Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempelpada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celahbelakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebihkecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliranair ke dalam rongga mulut. Perhatikan gambar di samping.
b.   Fase Ekspresi IkanSetelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembalike kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulutmengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 kedalam air dan mengikat O2 dari air. Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk kedalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan- jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2 antara lain :
1.      Ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan lebih banyak O2, 
2.      Aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu lebih banyak O2,
3.      Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan lebih banyak O2,
4.      Stadia reproduksi
Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2, ikan akan :
    a. menuju permukaan
    b. menuju tempat pemasukkan air
    c. menuju tempat air yang berarus
3. Daun insang harus dalam keadaan lembab.
2. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Organ-organ yang berperan dalam proses sirkulasi adalah jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah. Bahan yang diedarkan : darah (plasma darah dan butir-butir darah).
Jantung ikan .
Fungsi : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan  ada alat pacu jantung yg memungkinkan jantung terus berdenyut  walaupun otak sudah rusak.
Bagian-bagian jantung :
•Atrium – berdinding tipis
• Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
• Bulbus arteriosus
Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2 tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan ekor   kembali ke jantung dan seterusnya setelah mengedarkan nutrisi dsb.
            Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh, darah akan melepaskan dan mengikat karbondioksida serta membawanya ke insang. Dari insang, karbondioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi.
2.3 Sistem Respirasi dan Sirkulasi pada Ikan
2.3.1 Ikan Lele
Sistem Respirasi
Ikan Lele bernafas dengan insang, disamping itu juga mempunyai alat bantu pernafasan yang disebut aborescent. Menurut Huisman (1992), Alat ini berfungsi untuk mengabsorbsi udara bebas yang mengandung O2 sehingga ikan Lele mampu hidup di daerah yang kering tanpa air untuk waktu yang cukup lama.
System sirkukasi
Sistem circulatoria-nya terdiri dari atrium, sinus venosus, ventrikel, conus arteriosus, bulbus arteriosus, dan ventral aorta. Ikan lele memiliki 4 lapis insang dan pada insang terdapat lengkung insang, tapis insang, jari-jari insang, insang, jantung, dan aboresent. Menurut Nontji (1993), Insang pada ikan lele ukurannya kecil sehingga memerlukan alat pernapasan tambahan pada saat ikan lele tersebut menghirup oksigen langsung dari udara dengan bergerak vertikal. Aboresent berbentuk seperti bunga karang yang tumbuh pada lembar kedua dan keempat. Sistem urogenitalia-nya meliputi  testis dan kidney. Sedangkan sistem optik terdiri dari lensa, conjugtiva, vitrooschanber, saraf optik, biji mata, superior oblique, mata anterior pinggiran, dan pinggiran mata posterior. Unuk sistem nervorum ikan lele meliputi optik nerve, olvactory lobe, optik lobe, cerebellum, vagal lobe, facial lobe, medulla, dan spinal cord.
2.3.2 Ikan Belut
System respirasi
Pada belut terdapat struktur anatomi insang yang khas. Struktur tersebut menyebabkan belut dimasukan dalam ordo Synbranchiformes yang berarti insyangnya menyatu. Giilarch pada belut menyatu sehingga terlihat seperti mempunyai satu insang, padahal terdapat beberapa gelambir filament insang. Alat pernapasan tambahan ini berupa kulit tipis yang penuh dengan lender yang terdapat pada rongga mulut. Ukuran insang sangat kecil, dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan insang dengan media di luar tubuh. Insang berguna untuk menghirup oksigen dalam air, karena habitat belut di lumpur maka belut memiliki alat bantu pernapasan yang di sebut bukofaring. Disamping itu, belut juga dilengkapi dengan insang seperti insang pada ikan lainnya (Simanjutak 1998). Belut merupakan ikan yang dapat beradaptasi dengan baik, selama tempat tersebut mengandung air. Belut juga sangat toleran terhadap daerah temperature dingin. jadi tidak membutuhkan iklim dan geografis spesifik.
2.3.3 Ikan Gurame
System respirasi
Pada jenis ikan gurame, rongga insangnya mengadakan perluasan keatas yang merupakan lipatan-lipatan tak teratur yang disebut labirin. Labirin ini berfungsi untuk menyimpan udara, sehingga jenis ikan-ikan tertentu dapat hidup diair yang kekurangan oksigen. Air masuk melalui mulut dan seterusnya mengalir melalui insang. Insang memiliki lembaran-lembaran halus yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Pengikatan oksigen dan pelepasan karbon dioksida terjadi di insang. Oksigen dalam darah diedarkan ke seluruh tubuh oleh nadi. Setelah darah kehilangan oksigen, maka darah berkumpul lagi di pembuluh balik untuk kembali ke jantung. Kemudian jantung memompakan darah ke insang lagi.
System sirkulasi
Sistem sirkulasi darah terdiri dari sistem pembuluh darah (blood vaskular system) dan sistem pembuluh limfa atau getah bening (lymph vascular system). Sistem pembuluh darah terdiri atas jantung yang pemompa darah, arteri yang membawa darah ke organ-organ dan jaringan-jaringan, kapiler saluran kecil yang beranastosome dan membelah diri serta menyediakan diri untuk pertukaran berbagai zat antara darah dan jaringan, dan vena yang mengembalikan darah ke jantung (Bevelander and Judith 1988). Darah merupakan medium transport dari sistem sirkulasi. Sifat paling utama dari sirkulasi adalah bahwa sirkulasi merupakan lintasan yang kontinyu. Ini berarti apabila jumlah tertentu darah dipompa oleh jantung, maka jumlah yang sama juga mengalir melalui setiap bagian sirkulasi (Junquiera, 1995). Pada ikan, sirkulasi darah juga memiliki fungsi sebagai suatu media adaptasi (Brillet all, 1998). Sistem sirkulasi terdiri atas dua macam, yaitu sistem sirkulasi tertutup dan sistem sirkulasi terbuka. Sistem sirkulasi tertutup yaitu darah senantiasa berada dalam tabung kapiler, arteri dan vena. Ciri sirkulasi tertutup meliputi : system bertekanan tinggi yang memerlukan resistensi periferal tinggi dan dijaga keberlanjutannya diantara denyut-denyut jantung, membutuhkan dinding yang elastik, darah dibawa langsung ke organ, distribusi ke organ diregulasi dengan baik dan darah kembali ke jantung dengan cepat. Sirkulasi terbuka yaitu sebagian besar darahnya dipompa dari jantung ke dalam saluran darah tetapi saluran darah tersebut kontak dengan region terbuka atau sinuses dan darah mengalir secara bebas diantara jaringan sebelum akhirnya kembali ke jantung. Pada sirkulasi darah terbuka biasanya sistem bertekanan rendah, darah dibawa langsung ke organ seperti pada sirkulasi tertutup, distribusi darah kurang mudah diregulasi, darahseringkali kembali ke jantung dengan lambat (Yuwono, 2001).Jantung tiap-tiap hewan vertebrata berbeda-beda satu sama lain. Jantung ikan memiliki 4 bagian ruang yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel, dan konusar teriosus (Walter and Sayles, 1959 Djuhanda, 1982). Sinus venosus dan atrium merupakan reseptor atau bagian penerima yang lebih elastis daripada dinding otot yang tebal, sedangkan ventrikel memiliki dinding yang tebal dan berotot sebagaimana fungsinya sebagai pompa penerus aliran darah. Konus memiliki dinding berotot yang membatasi ketebalannya, yang elastisitasnya membantu.


  
BAB III. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Iktiologi fungsional tentang Sistem Respirasi dan Sirkulasi Ikan dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 24 Oktober 2013 pada pukul 13.00-16.00 WIB. Praktikum Ikthilogi fungsional ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Makro 2 (Bima 2) Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat dan Bahan
            Adapun alat yang dipergunakan dalam praktikum iktiologi mengenai “Sistem Respirasi dan Sirkulasi Ikan adalah buku gambar untuk menggambarkan ikan yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk menggambarkan ikan, pena untuk menulis nama-nama ikan dan menulis deskripsi ikan-ikan yang dijadikan objek pengamatan, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur ukuran morphometrik ikan tersebut, penghapus untuk menghapus jika ada terdapat kesalahan pada saat menggambar ikan, nampan yang dipakai untuk meletakkan ikan yang akan digambar, timbangan untuk menimbang ikan sebelum di bedah, alat bedah untuk membedah ikan, dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah Ikan Lele (Clarias gariepinus), Ikan Belut (Monopterus albus), dan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy), sebagai objek yang diamati selama pratikum.  

3.3 Prosedur Kerja
            Langkah pertama yang dilakukan adalah ikan yang menjadi objek praktikum diletakkan ke dalam nampan yang telah disediakan, kemudian ikan digambar semirip mungkin dengan aslinya. Dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan guna mengetahui  panjang ikan (L) kemudian ikan ditimbang guna mengetahui bobot ikan (W). Setelah ditimbang kemudian ikan dibedah untuk diamati organ respirasi dan sirkulasinya. Kemudian hasil pengamatan dicatat pada table data hasil pengamatan. Setelah praktikum selesai dilaksanakan, nampan dicuci dan dikeringkan kemudian meja praktikum dan alat-alat dibersihkan.

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ikan Lele (Clarias gariepinus)
            Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
              https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ68z6yIN-t_x_VnBixu6IUgCDyqmsUWRSi2p_zndnuft88tED5oA

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Respirasi dan Sirkulasi dapat diketahui hasilnya bahwa ikan Lele Ikan Lele bernafas dengan insang, disamping itu juga mempunyai alat pernafasan tambahan yang disebut aborescent. Alat ini berfungsi untuk mengabsorbsi udara bebas yang mengandung oksigen sehingga ikan Lele mampu hidup di daerah yang kering tanpa air dalam waktu yang cukup lama. Selain itu ditemukan atrium dan ventrikel pada ikan ini.
4.2 Ikan Belut (Monopterus albus)
            Ikan belut merupakan sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku synbranchidae. Ciri khas belut ialah tidak bersisik, dapat bernafas dengan udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki tulang rusuk dan kantung renang. Belut merupakan jenis ikan yang dapat berubah kelamin (hermaprodit) dimasa usia muda berjenis kelamin betina dan ketika dewasa berubah menjadi jantan atau sering disebut hermaprodit protandri.
http://images.solopos.com/2012/04/belut.jpg

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Respirasi dan Sirkulasi dapat diketahui hasilnya bahwa ikan Belut mempunyai alat pernapasan tambahan berupa kulit tipis yang penuh dengan lendir yang terdapat pada rongga mulut yang disebut bukofaring. Ukuran insang sangat kecil, dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan insang dengan media di luar tubuh. Insang berguna untuk menghirup oksigen dalam air, karena habitat belut di lumpur oleh karena itu organ pernapasan tambahan sangat diperlukan untuk membantu ikan belut bernapas pada kondisi lingkungan yang sangat ekstrim.
4.3  Ikan Gurame (Osphronemus goramy)
Gurame merupakan ikan air tawar yang mampu hidup di perairan rendah oksigen. Sehingga ikan ini temasuk juga mudah untuk di budidayakan. Ikan ini merupakan ikan pemakan tumbuhan yang di sebut dengan herbivore. Ikan gurame memiliki bentuk tubuh pipih, sirip dan gurat sisi lengkap serta memiliki cambuk yang mana memiliki modifikasi dari sirip ventral.
   https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIhwy7s7FOVu3_xCwF4E0yzDjwhm7q5Q0tE_RHmkoGUVj2FaKG5T53s_JkKiQeDkMmAsqt69Jcwc_-0HesYobrIZFxnHR321xzsMG2Db5MEOYPNR7Q5vg2KlcYxP6-WdoeV-8S7JWbukNL/s1600/induk+gurame+betina.jpg

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam praktikum respirasi dan sirkulasi. Ikan gurame memiliki alat pernapasan tambahan berupa labirin. Labirin sendiri memiliki fungsi menyimpan oksigen. Sering kita tahu bahwa ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan seperti ikan gurame ini biasanya sering muncul kepermukaan untuk mengambil udara bebas. Sirkulasi pada ikan ini adalah system sirkulasi darah tertutup, dimana darah berada dalam tabung kapiler, arteri, dan vena.


BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Respirasi merupakan proses peningkatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organism dengan lingkungannya. Organ yang termasuk ke dalam respirasi adalah insang. Pada ikan lele terdapat pernapasan tambahan berupa arborescan, yang mana berfungsi sebagai penyimpan oksigen yang diambil dari udara bebas. Fungsi ini juga sama dengan organ pernapasan tambahan labirin pada ikan gurame. Sedangkan belut memiliki alat pernapasan tambahan berupa kulit tipis yang penuh dengan lendir yang terdapat pada rongga mulut yang disebut bukofaring yang berfungsi untuk menghirup oksigen dalam air.
            Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus. Organ-organ yang berperan dalam proses sirkulasi adalah jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah.
           
5.2 Saran  
Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi fungsional terutama pada pembahasan Sistem respirasi dan sirkulasi pada Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dan kita dapat melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi fungsional ini akan berjalan lancar. Selain itu, untuk mengerjakan laporan ini seharusnya berpanduan dengan buku gambar yang biasa digunakan praktikum agar data-datanya lengkap dan akurat.


DAFTAR PUSTAKA
.
Affandi, R., Sjafei, D.S., Rahardjo, M.F. dan Sulistiono. 2004. Fisiologi IkanRespirasi dan Sistem Sirkulasi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 215 hal
Arrignon and Jacques. 1999. Management of Freshwater Fisheries Science. Publishers, INC : USA.
Effendi dan Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius : Yogyakarta.
Husman . 2010 . Budidaya Ikan Lele . Pustaka : Jakarta
Izzati, M. 2005. Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut dan pH Perairan Tambak Setelah Penambahan Rumput Laut (Sargassum plagyophyllum) dan Ekstraknya. Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut. UNDIP : Semarang.
Khoirul, Amri. 1968. Cell Physiology. Standford University : Philadelphia.
Kordi,  G. 2008. Budidaya Perairan. PT Cipta Adityo Bakti : Bandung.
Matiian. 1992. Panduan Praktikum Ikhtiologi. IPB. Bogor
Ratningsih. 2008. Uji Toksisitas Molase Terhadap Respirasi Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) Jurusan Biologi. FMIPA  Universitas Padjajaran Jatinangor KM21, Sumedang.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BUD) sebagai salah satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseano, volume XXX.
Sariger, A . 2007 . Budidaya Ikan Gurame . Jakarta : Mustika Sinar
Sutimin. 2008. Model Matematika Konsentrasi Oksigen Terlarut pada Ekosistem Perairan Danau. UNDIP : Semarang.
Triastuti, J., L. Sulmartiwi dan Y. Dhamayanti. 2009. Ichtyologi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga : Surabaya.




2 komentar:

  1. terimakasih ya anie artikelnya, bermanfaat, jadi bisa nyelesain tgas ni, kunjung balik ya

    http://cyberwars100.blogspot.com

    BalasHapus