Jumat, 22 November 2013

m.k Iktiologi Fungsional                     Kelompok       : 4
                                                            Asisten            : Deasy Shabila (C24109003)



SISTEM INTEGUMEN


Disusun oleh :
Kelompok 4
Devi Apriliyanti                      (C24120037)
Muhammad Sufi Riawi           (C24120038)
Muhammad Yusuf Fikri         (C24120039)
Ani Munawaroh                      (C24120040)
Nurlia Andriyani                     (C24120041)
Sohibul Taufik                        (C24120042)



                                   










DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013




BAB I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Integumen merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya. Kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya, dan merupakan lapisan penutup yang umumnya terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivate integumen yaitu struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit sebenarnya.Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan eksoskelet.
Salah satu yang biasa kita kenal adalah sisik. Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Lapisan epidermis adalah lapisan terluar dari ikan, sementara lapisan paling dalam adalah dermis.Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuh ikan. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat,sebagai penutup luka,dan pencegah infeksi. Ada yang memanfaatkan lendir untuk menghindari diri dari kekeringan contohnya pada ikanAfrican lungfish (Jeffri, 2010).
Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.


1.2 Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal organ pembalut tubuh ikan, yaitu kulit dan derivat-derivatnya, serta mengetahui jenis, letak, dan fungsi organ yang termasuk ke dalam sistem integument pada Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Kembung (Rastreliger kanagurta), Ikan Nila (Orheocromis niloticus), dan Ikan Lele (Clarias gariepinus).


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Integumen
Definisi ikan menurut  Rahardjo (2011), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Integumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan.
Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau corium.Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif.Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan penghubung.Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen.
Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik cosmoid. Diantara kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe beranekaragam.Sisik yang sangat fleksibel ditemukan pada ikan-ikan moderen. Ikan-ikanyang tidak mempunyai sisik antara lainAmeiurus nebulosus darifamili Ictaluridae, Lampetra tridentata dari family Petromyzontidae, dan ikan belut Monopterus albus dari family Synbranchidae. Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada bagian-bagiantubuh tertentu saja, misalnya Polyodon spathula dan ikancakalang Katsuwonus pelamis.
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe, yaitu:
-       Sisik Cosmoid : Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yang berturut-turut dari luar yaitu vitrodentine, cosmine, dan isopedine. Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan-ikan purba yang telah punah.
-       Sisik placoid : Sisik ini berbentuk seperti duri bunga mawar (duri halus) dan dasarnya membulat atau bujur sangkar. Susunannya hampir sama seperti gigi manusia. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan, kelas Chondrichthyes.
-       Sisik Ganoid :Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu ganoine, cosmine, dan isopedine. Lapisan terluar dinamakan ganoine materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Di bawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
-       Sisik Cycloid :Disebut juga sisik lingkaran, yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat, tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Sisik ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis fleksibel, transparan, dan tidak mengandung dentine ataupun enamel. Pertumbuhan sisik terjadi pada bagian atas maupun bawah. Sisik ini  berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah.
-       Sisik Ctenoid :Sisik ini pada dasarnya sama dengan sisik cycloid, kecuali pada bagian posterior sisik ini dilengkapi dengan ctenii (semacam gerigi kecil). Fokus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik. Sisik ctenoid disebut juga sisik sisir, yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi. berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip keras.
Selain beberapa bagian-bagian yang telah disebutkan di atas, pada badan
ikan juga sering ditemukan :
- Finlet (jari-jari sirip tambahan), merupakan sembulan-sembulan kulityang tipis dan pendek, umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadangmempunyai satu jari-jari. Finlet terletak di antara sirip punggung dansirip ekor, dan di antara sirip dubur dan sirip ekor.Finlet ditemukanmisalnya pada ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) dan ikan tenggiri (Scomberomorus commerson).
- Scute (skut, sisik duri), merupakan kelopak tebal yang mengeras dantersusun seperti genting. Skut yang ditemukan pada daerah perutdisebut abdominal scute (misalnya pada Clupeoides hypselosomaBleeker, 1866), sedangkan skut yang terdapat pada daerah pangkalekor disebut caudal scute (misalnya pada ikan selar, Caranx heberi).
- Keel (kil, lunas), merupakan rigi-rigi yang pada bagian tengahnyaterdapat puncak yang meruncing, ditemukan pada bagian batang ekor ikan. Keel misalnya terdapat pada ikan-ikan lain dari famili Scomberidae.
- Adipose fin (sirip lemak), merupakan sembulan kulit di belakang sirippunggung dan sirip dubur, agak panjang dan tinggi tetapi agak tipissehingga serupa dengan selaput tebal dan banyak mengandung lemak.

2.2 Sistem Integumen Pada Ikan

2.2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sisik yang terdapat pada ikan mas adalah Sisik cycloid yang berbentuk bulat. Pada sisik ini bila diteliti lebih dalam (pada ikan yang hidup di daerah yang berempat musim) akan tampak lingkaran yang berbeda. Menurut Asmawi, 1986 sisik pada ikan mas termasuk dalam jenis leptoid.

2.2.2 Ikan Kembung (Rastrelliger  kanagurta)
Habitat ikan kembung (Rastrelliger  kanagurta) yaitu di laut. Bentuk tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral,  dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis lengkap tidak terputus. Ikan kembung (Rastrelliger  kanagurta)memiliki sisik stenoid dan ketebalan lendirnya tipis. Bentuk ekornya cagak, dan tidak memiliki modifikasi sirip maupun jari-jari sirip, serta ditemukan derivat-derivat kulit berupa finlet pada bagian belakang sirip dorsal dan sirip anal.

2.2.3 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Salah satu organ perlindungan ikan nila adalah sisik. Sisik ikan nila yang berbentuk bulat dan mempunyai sirkular, sehingga mempermudah pergerakan dari ikan nila. Sisik ikan nila membantu untuk mengatur suhu tubuh ikan melalui sirkular yang dimilikinya (Suyanto, 1994).

2.2.4  Ikan Lele (Clarias gariepinus)
Menurut Fujaya (2004), Sirip pada ikan Lele termasuk lengkap yang berfungsi untuk menggerakkan tubuhnya. Sirip ikan Lele terdiri dari lima macam yaitu sirip punggung yang memanjang ke belakang namun tidak sampai bergabung dengan sirip ekor, sirip perut yang pendek terletak jauh di belakang sirip dada, sirip dada berbentuk agak membulat, sirip anus berbentuk memanjang dari belakang anus sampai ke batang ekor, dan sirip ekor yang ujungnya membundar. 


BAB III. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Ikthiologi tentang Sistem Integumen Ikan dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 26September 2013 pada pukul 13.00-16.00 WIB.Dan Praktikum Ikthilogi ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Makro 2 (Bima 2) Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat dan Bahan
            Adapun alat yang dipergunakan dalam praktikum iktiologi mengenai “Sistem Integumen Ikan”  adalah buku gambar untuk menggambarkan ikan yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk menggambarkan ikan, pena untuk menulis nama-nama ikan dan menulis deskripsi ikan-ikan yang dijadikan objek pengamatan, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur ukuran morphometrik ikan tersebut, penghapus untuk menghapus jika ada terdapat kesalahan pada saat menggambar ikan, nampan yang dipakai untuk meletakkan ikan yang akan digambar,mikroskop untuk melihat bentuk sisik ikan dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Lele (Clarias gariepinus), Ikan Kembung (Rastreliger kanagurta), Ikan Nila (Orheocromis niloticus), sebagai objek yang diamati selama pratikum.

3.3 Prosedur Kerja
            Langkah pertama yang dilakukan adalah ikanyang menjadi objek praktikum diletakkan kedalam nampan yang telah disediakan, kemudian ikan digambarsemirip mungkin dengan aslinya. Dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan guna mengetahui panjang total (TL). Kemudian sisik pada ikantersebut  diambil pada lokasi yang telah ditentukan untuk diamati bentuknya dengan menggunakan mikroskop.Setelah praktikum selesai dilaksanakan, nampan dicuci dan dikeringkan kemudian meja praktikum dibersihkan.

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa ikan mas hidup diperairan tawar. Bentuk tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral,  dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis lengkap tidak terputus.Ikan mas (Cyprinus carpio)memiliki sisik sikloid dan ketebalan lendirnya tipis.Bentuk ekornya tegak, dan tidak memiliki modifikasi sirip maupun jari-jari sirip, serta tidak ditemukanskut, keel, adipose fin, dan finlet.
Ikan Mas merupakan ikan yang hidup di air tawar. Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang, agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis (babels), ukuran dan warna badan sangat beragam. Ikan Mas dikenal sebagai ikan pemakan segala (omnivora) yang antaralain memakan serangga kecil, siput cacing, sampah dapur, potongan ikan, dan lain-lain (Effendie , Moch Ichsan. 1997).
Seluruh tubuhikan mas dibungkus oleh kulit yang terdiri atas epidermis halus, yang menghasilkan mucosa (lendir), berguna dalam memudahkan ikan bergerak didalam air dan melindungi diri terhadap microorganisme, yang menyebabkan penyakit. Pada tubuh dan ekor di epidermis terdapat sisik yang tersusun bertindihan seperti genting rumah. Masing-masing sisik tertanam dalam saku dermal dan tumbuh sepanjang hidup. Sisik yang terdapat pada ikan mas adalah Sisik cycloid yang berbentuk bulat. Pada sisik ini bila diteliti lebih dalam (pada ikan yang hidup di daerah yang berempat musim) akan tampak lingkaran yang berbeda.
MenurutEffendie (1997),sisik pada ikan mas termasuk dalam jenis leptoid. Bentuknya sangat tipis, lentur dan membulat, dibangun oleh satu lapisan tulang degan satu lapisan tipis fibrosa di bawahnya.Sisik leptoid terbagi dua yaitu sikloid dan knetoid. Perbedaanya terletak pada kteni (duri-duri halus) di beberapa baris bagian  tepi posteriorya.


4.2  Ikan Kembung (Rastrelliger  kanagurta)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa ikan kembung(Rastrelliger  kanagurta) hidup di laut. Bentuk tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral,  dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis lengkap tidak terputus. Ikan kembung (Rastrelliger  kanagurta)memiliki sisik stenoid dan ketebalan lendirnya tipis. Bentuk ekornya cagak, dan tidak memiliki modifikasi sirip maupun jari-jari sirip, serta ditemukan derivat-derivat kulit berupa finlet pada bagian belakang sirip dorsal dan sirip anal.

4.2  Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup diperairan tawar. Bentuk tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral,  dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis lengkap  terputus. Ikan nila (Oreochromis niloticus)memiliki sisik stenoid dan ketebalan lendirnya tipis. Bentuk ekornya tegak, dan tidak memiliki modifikasi sirip maupun jari-jari sirip, serta  tidak ditemukanskut, keel, adipose fin, dan finlet.
Sisik ikan nilai mempunyai bentuk comoid dan berfungsi sebagai alat perlindungan diri dan pengamanan. Sisik ikan nilai berbentuk bulat mempunyai sirkular atau pori-pori. Sisik ikan ini mempermudah pergerakan ikan nila karena gesekan antara sisik dan air begitu licin sehingga ikan nila bisa bergerak gesit (Sandoyo, 1996).

4.4  Ikan Lele (Clarias gariepinus)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa ikan lele (Clarias gariepinus) hidup diperairan tawar. Bentuk tubuhnya campuran, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral,  dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis lengkap tidak terputus.Ikan lele (Clarias gariepinus)tidak memiliki sisik dan ketebalan lendirnya tebal. Bentuk ekornya membundar, dan memiliki modifikasi sirip ventral berupa cambuk atau patil, tidak terdapat modifikasi jari-jari sirip, serta  tidak ditemukan skut, keel, adipose fin, dan finlet.
Menurut Murtidjo (2001), ikan lele tidak mempunyai sisik tapi tubuhnya selalu berlendir, , ini merupakan salah satu bentuk  adaptasi agar mudah bergerak baik di air maupun di medan yang kering serta perlindungan diri dari goresan yang menyebabkan luka.



BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
          Integumen merupakan sistem pembalut tubuh pada ikan yang terdiri dari kulit. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi sebagai keseimbangan tubuh. Derivat-derivatnya dapat berupa kelenjar lendir, organ cahaya, kelenjar racun, pewarnaan, dan organ listrik.

5.2 Saran
            Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi fungsional terutama pada pembahasan Sistem Integumen pada Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama.Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi fungsional ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.


DAFTAR PUSTAKA
Effendie Msc, Prof. Dr. H. Moch Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
            Pustaka Nusantara.
Fujaya, Yusinda. 2004. Fisiologi Ikan. PT Rineka Tjipta. Jakarta.
Jeffri. 2010. Anatomi dan Biologi Ikan. [Terhubung berkala].http://jeffri022.            student.umm.ac.id/2010/05/29/anatomi-dan-biologi-ikan/artikel.pdf            (1 Oktober 2013).
Murtidjo, B.A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar.Kanisius.Yogyakarta.
Rahardjo, M.F. 2011. Ikhtiologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikaan.Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sandoyo, Budi. 1996. Budidaya Ikan Nila. Kanisius. Yogyakarta.
Suyanto.1994. Nila Penebar Swadaya.[Terhubung berkala].http:/id.wiki.dechk.com. (2 Oktober 2013).

           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar