m.k Iktiologi Fungsional Kelompok : 4
Asisten : Deasy Shabila (C24109003)
SISTEM INTEGUMEN
Disusun oleh :
Kelompok 4
Devi Apriliyanti (C24120037)
Muhammad Sufi Riawi (C24120038)
Muhammad Yusuf Fikri (C24120039)
Ani Munawaroh (C24120040)
Nurlia Andriyani (C24120041)
Sohibul Taufik (C24120042)
DEPARTEMEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2013
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Integumen
merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh. Sistem integumen
dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya. Kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya, dan merupakan lapisan penutup yang
umumnya terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat
kendur yang meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivate
integumen yaitu struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah
satu atau kedua lapisan kulit sebenarnya.Struktur ini dapat berupa struktur
yang lunak, seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras
dari kulit ini, dinamakan eksoskelet.
Salah satu
yang biasa kita kenal adalah sisik. Sisik
merupakan derivat dari lapisan dermis. Lapisan epidermis adalah lapisan terluar
dari ikan, sementara lapisan paling dalam adalah dermis.Gigi pada ikan hiu,
scute, keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari
sisik. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh
sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuh ikan.
Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang
lebih cepat,sebagai penutup luka,dan pencegah infeksi. Ada yang memanfaatkan
lendir untuk menghindari diri dari kekeringan contohnya pada ikanAfrican
lungfish (Jeffri, 2010).
Sehubungan dengan
bervariasinya integumen pada ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula,
antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau
penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya,
termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga
digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan
pada beberapa jenis ikan tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengenal organ pembalut tubuh ikan, yaitu kulit dan derivat-derivatnya,
serta mengetahui jenis, letak, dan fungsi organ yang termasuk ke dalam sistem integument
pada Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Kembung (Rastreliger
kanagurta), Ikan Nila (Orheocromis
niloticus), dan Ikan Lele (Clarias
gariepinus).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Integumen
Definisi
ikan menurut Rahardjo (2011), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah
dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di
perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh
yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian.
Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola
dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Integumen merupakan sistem
pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Kulit
selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan
pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap
faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan
tambahan pada bebeapa jenis ikan.
Kulit
sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang
disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau
corium.Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang
aktif.Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan
jaringan penghubung.Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat
kaitannya dalam pembentukan struktur integumen.
Bentuk-bentuk sisik
yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada lima macam yaitu: sisik cycloid,
sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik cosmoid. Diantara kelima
jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe beranekaragam.Sisik
yang sangat fleksibel ditemukan pada ikan-ikan moderen. Ikan-ikanyang tidak
mempunyai sisik antara lainAmeiurus nebulosus darifamili Ictaluridae, Lampetra
tridentata dari family Petromyzontidae, dan ikan belut Monopterus albus dari
family Synbranchidae. Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada
bagian-bagiantubuh tertentu saja, misalnya Polyodon spathula dan
ikancakalang Katsuwonus pelamis.
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas
beberapa tipe, yaitu:
- Sisik Cosmoid : Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yang
berturut-turut dari luar yaitu vitrodentine, cosmine, dan isopedine.
Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas tidak
terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya terdapat
pada ikan-ikan purba yang telah punah.
- Sisik
placoid : Sisik ini berbentuk seperti duri bunga mawar (duri halus) dan
dasarnya membulat atau bujur sangkar. Susunannya hampir sama seperti gigi
manusia. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan,
kelas Chondrichthyes.
- Sisik Ganoid :Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu ganoine,
cosmine, dan isopedine. Lapisan terluar dinamakan ganoine
materialnya terdiri dari garam-garam anorganik. Di bawahnya terdapat lapisan
seperti cosmine, dan lapisan yang
paling dalam adalah isopedine.
Banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
-
Sisik
Cycloid :Disebut juga sisik lingkaran, yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat,
tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Sisik
ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis fleksibel, transparan,
dan tidak mengandung dentine ataupun enamel. Pertumbuhan sisik terjadi pada
bagian atas maupun bawah. Sisik ini
berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang
berjari-jari sirip lemah.
- Sisik Ctenoid :Sisik ini pada dasarnya sama dengan sisik cycloid, kecuali pada bagian posterior
sisik ini dilengkapi dengan ctenii
(semacam gerigi kecil). Fokus merupakan
titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.
Sisik ctenoid disebut juga sisik
sisir, yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi. berbentuk
seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip keras.
Selain beberapa bagian-bagian yang telah disebutkan di
atas, pada badan
ikan juga sering ditemukan :
- Finlet (jari-jari sirip tambahan), merupakan sembulan-sembulan
kulityang tipis dan pendek, umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadangmempunyai
satu jari-jari. Finlet terletak di antara sirip punggung dansirip ekor, dan di
antara sirip dubur dan sirip ekor.Finlet ditemukanmisalnya pada ikan kembung
perempuan (Rastrelliger brachysoma) dan ikan tenggiri (Scomberomorus
commerson).
- Scute (skut, sisik duri), merupakan kelopak tebal yang mengeras
dantersusun seperti genting. Skut yang ditemukan pada daerah perutdisebut
abdominal scute (misalnya pada Clupeoides hypselosomaBleeker, 1866),
sedangkan skut yang terdapat pada daerah pangkalekor disebut caudal scute
(misalnya pada ikan selar, Caranx heberi).
- Keel (kil, lunas), merupakan rigi-rigi yang pada bagian
tengahnyaterdapat puncak yang meruncing, ditemukan pada bagian batang ekor
ikan. Keel misalnya terdapat pada ikan-ikan lain dari famili Scomberidae.
- Adipose fin (sirip lemak), merupakan sembulan kulit di belakang
sirippunggung dan sirip dubur, agak panjang dan tinggi tetapi agak
tipissehingga serupa dengan selaput tebal dan banyak mengandung lemak.
2.2
Sistem Integumen Pada Ikan
2.2.1
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sisik yang
terdapat pada ikan mas adalah Sisik cycloid yang berbentuk
bulat. Pada sisik ini bila diteliti lebih dalam (pada ikan yang hidup di daerah
yang berempat musim) akan tampak lingkaran yang berbeda. Menurut Asmawi, 1986 sisik
pada ikan mas termasuk dalam jenis leptoid.
2.2.2
Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)
Habitat ikan
kembung (Rastrelliger kanagurta) yaitu di laut. Bentuk
tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip
dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral, dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis lengkap
tidak terputus. Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)memiliki sisik stenoid dan
ketebalan lendirnya tipis. Bentuk ekornya cagak, dan tidak memiliki modifikasi
sirip maupun jari-jari sirip, serta ditemukan derivat-derivat kulit berupa
finlet pada bagian belakang sirip dorsal dan sirip anal.
2.2.3
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Salah satu organ perlindungan ikan nila adalah sisik.
Sisik ikan nila yang berbentuk bulat dan mempunyai sirkular, sehingga
mempermudah pergerakan dari ikan nila. Sisik ikan nila membantu untuk mengatur
suhu tubuh ikan melalui sirkular yang dimilikinya (Suyanto, 1994).
2.2.4 Ikan Lele (Clarias
gariepinus)
Menurut
Fujaya (2004), Sirip pada ikan Lele termasuk lengkap yang berfungsi untuk
menggerakkan tubuhnya. Sirip ikan Lele terdiri dari lima macam yaitu sirip
punggung yang memanjang ke belakang namun tidak sampai bergabung dengan sirip
ekor, sirip perut yang pendek terletak jauh di belakang sirip dada, sirip dada
berbentuk agak membulat, sirip anus berbentuk memanjang dari belakang anus
sampai ke batang ekor, dan sirip ekor yang ujungnya membundar.
BAB III.
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Ikthiologi tentang Sistem Integumen Ikan dilaksanakan pada hari kamis, tanggal
26September 2013 pada pukul 13.00-16.00 WIB.Dan Praktikum Ikthilogi ini
dilaksanakan di Laboratorium Biologi Makro 2 (Bima 2) Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
3.2. Alat dan
Bahan
Adapun alat yang dipergunakan
dalam praktikum iktiologi mengenai “Sistem Integumen Ikan” adalah buku gambar untuk menggambarkan ikan
yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk menggambarkan ikan, pena untuk
menulis nama-nama ikan dan menulis deskripsi ikan-ikan yang dijadikan objek
pengamatan, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur ukuran morphometrik ikan
tersebut, penghapus untuk menghapus jika ada terdapat kesalahan pada saat
menggambar ikan, nampan yang dipakai untuk meletakkan ikan yang akan digambar,mikroskop
untuk melihat bentuk sisik ikan dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang
digunakan setelah praktikum selesai.
Sedangkan bahan yang digunakan
dalam pratikum ini adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio), Ikan Lele (Clarias
gariepinus), Ikan Kembung (Rastreliger
kanagurta), Ikan Nila (Orheocromis
niloticus), sebagai objek yang diamati selama pratikum.
3.3 Prosedur Kerja
Langkah pertama yang dilakukan
adalah ikanyang menjadi objek praktikum diletakkan kedalam nampan yang telah disediakan,
kemudian ikan digambarsemirip mungkin dengan aslinya. Dilakukan pengukuran terhadap
tubuh ikan guna mengetahui panjang total (TL). Kemudian sisik pada
ikantersebut diambil pada lokasi yang telah
ditentukan untuk diamati bentuknya dengan menggunakan mikroskop.Setelah
praktikum selesai dilaksanakan, nampan dicuci dan dikeringkan kemudian meja praktikum dibersihkan.
BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa
ikan mas hidup diperairan tawar. Bentuk tubuhnya pipih, dan mempunyai
kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip dorsal, sirip caudal, sirip
anal, sirip ventral, dan sirip pectoral.
Memiliki linea lateralis lengkap tidak terputus.Ikan mas (Cyprinus
carpio)memiliki sisik sikloid dan ketebalan lendirnya
tipis.Bentuk ekornya tegak, dan tidak memiliki modifikasi sirip maupun
jari-jari sirip, serta tidak ditemukanskut, keel, adipose fin, dan finlet.
Ikan Mas merupakan ikan yang hidup di air tawar. Ikan Mas mempunyai
ciri-ciri badan memanjang, agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus,
dua pasang kumis (babels), ukuran dan warna badan sangat beragam. Ikan Mas
dikenal sebagai ikan pemakan segala (omnivora) yang antaralain memakan serangga
kecil, siput cacing, sampah dapur, potongan ikan, dan lain-lain (Effendie
, Moch Ichsan. 1997).
Seluruh tubuhikan mas dibungkus oleh kulit yang terdiri atas epidermis
halus, yang menghasilkan mucosa (lendir), berguna dalam memudahkan ikan
bergerak didalam air dan melindungi diri terhadap microorganisme, yang
menyebabkan penyakit. Pada tubuh dan ekor di epidermis terdapat sisik yang
tersusun bertindihan seperti genting rumah. Masing-masing sisik tertanam dalam
saku dermal dan tumbuh sepanjang hidup. Sisik yang terdapat pada ikan mas
adalah Sisik cycloid yang berbentuk bulat. Pada sisik ini bila
diteliti lebih dalam (pada ikan yang hidup di daerah yang berempat musim) akan
tampak lingkaran yang berbeda.
MenurutEffendie (1997),sisik pada ikan mas termasuk dalam
jenis leptoid. Bentuknya sangat tipis, lentur dan membulat, dibangun oleh satu
lapisan tulang degan satu lapisan tipis fibrosa di bawahnya.Sisik leptoid
terbagi dua yaitu sikloid dan knetoid. Perbedaanya terletak pada kteni
(duri-duri halus) di beberapa baris bagian tepi posteriorya.
4.2
Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan hasil pengamatan pada
praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa ikan kembung(Rastrelliger
kanagurta) hidup di laut.
Bentuk tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki
sirip dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral, dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis
lengkap tidak terputus. Ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)memiliki sisik stenoid dan
ketebalan lendirnya tipis. Bentuk ekornya cagak, dan tidak memiliki modifikasi
sirip maupun jari-jari sirip, serta ditemukan derivat-derivat kulit berupa
finlet pada bagian belakang sirip dorsal dan sirip anal.
4.2 Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa
ikan nila (Oreochromis niloticus) hidup diperairan tawar. Bentuk
tubuhnya pipih, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip
dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral, dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis
lengkap terputus. Ikan nila (Oreochromis niloticus)memiliki sisik stenoid dan
ketebalan lendirnya tipis. Bentuk ekornya tegak, dan tidak memiliki modifikasi
sirip maupun jari-jari sirip, serta
tidak ditemukanskut, keel, adipose fin, dan finlet.
Sisik ikan nilai mempunyai bentuk comoid dan berfungsi sebagai
alat perlindungan diri dan pengamanan. Sisik ikan nilai berbentuk bulat
mempunyai sirkular atau pori-pori. Sisik ikan ini mempermudah pergerakan ikan
nila karena gesekan antara sisik dan air begitu licin sehingga ikan nila bisa
bergerak gesit (Sandoyo, 1996).
4.4 Ikan Lele (Clarias
gariepinus)
Sumber: gstatik.com
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dapat diketahui hasilnya bahwa
ikan lele (Clarias gariepinus) hidup diperairan tawar. Bentuk
tubuhnya campuran, dan mempunyai kelengkapan sirip lengkap yaitu memiliki sirip
dorsal, sirip caudal, sirip anal, sirip ventral, dan sirip pectoral. Memiliki linea lateralis
lengkap tidak terputus.Ikan lele (Clarias gariepinus)tidak memiliki sisik
dan ketebalan lendirnya tebal. Bentuk ekornya membundar, dan memiliki
modifikasi sirip ventral berupa cambuk atau patil, tidak terdapat modifikasi
jari-jari sirip, serta tidak ditemukan
skut, keel, adipose fin, dan finlet.
Menurut Murtidjo
(2001), ikan lele tidak mempunyai sisik tapi tubuhnya selalu berlendir, , ini
merupakan salah satu bentuk adaptasi
agar mudah bergerak baik di air maupun di medan yang kering serta perlindungan
diri dari goresan yang menyebabkan luka.
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Integumen merupakan sistem pembalut tubuh pada ikan yang terdiri dari
kulit. Kulit
selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan
pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap
faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi sebagai keseimbangan
tubuh. Derivat-derivatnya
dapat berupa kelenjar lendir, organ cahaya, kelenjar racun, pewarnaan, dan
organ listrik.
5.2
Saran
Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi fungsional terutama
pada pembahasan Sistem Integumen pada Ikan, kita harus mempelajarinya
sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama.Dan kita perlu mengembangkan
wawasan kita di dunia perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka
praktikum iktiologi fungsional ini akan berjalan lancar dengan baik apabila
kita menjalankan sesuai dengan aturannya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie
Msc, Prof. Dr. H. Moch Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Nusantara.
Fujaya, Yusinda. 2004. Fisiologi Ikan. PT Rineka Tjipta.
Jakarta.
Jeffri. 2010. Anatomi
dan Biologi Ikan. [Terhubung berkala].http://jeffri022. student.umm.ac.id/2010/05/29/anatomi-dan-biologi-ikan/artikel.pdf (1 Oktober 2013).
Murtidjo,
B.A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan
Air Tawar.Kanisius.Yogyakarta.
Rahardjo, M.F. 2011. Ikhtiologi. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikaan.Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Sandoyo, Budi. 1996. Budidaya
Ikan Nila. Kanisius. Yogyakarta.
Suyanto.1994. Nila Penebar
Swadaya.[Terhubung berkala].http:/id.wiki.dechk.com. (2 Oktober 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar