Laporan
Praktikum
Hari/Tanggal : Kamis/12 Desember 2013
m.k
Iktiologi Fungsional
Kelompok : 4a
Asisten
: Sri Ratnaningsih
SISTEM SARAF
Disusun oleh :
Kelompok 4A
Devi Apriliyanti (C24120037)
Muhammad Sufi
Riawi (C24120038)
Muhammad Yusuf
Fikri (C24120039)
Ani Munawaroh (C24120040)
Nurlia Andriyani (C24120041)
Sohibul Taufik (C24120042)

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ikan merupakan hewan vertebrata (hewan bertulang
belakang) memiliki beberapa organ dalam antara lain : otak, insang, mulut, embrane,
jantung, hati, lambung renang, lambung, usus dan anus. Sehingga struktur
anatomi mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan makanan. Otak merupakan
salah satu organ yang sangat penting fungsinya bagi ikan. Organ otak ini
dibentuk pada saat ikan masih embrio sedangkan organ-organ lainnya dibentuk
kemudian. Bersamaan dengan pembentukan organ-organ lainnya, otak berkembang
menjadi lebih sempurna terlebih dahulu. Dengan otak ikan dapat menerima
rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa (sense organ) yaitu otak dan
sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke otak atau kelenjar. Syaraf adalah
organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi
sebagai penghubung. Sistem saraf pada ikan mempunyai tiga macam peranan vital,
yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan
meresponnya, mengatur agar kerja sekalian membra dalam tubuh bersesuaian,
dengan bantuan kerja kelenjar endokrin dan tempat ingatan dan kecerdasan
(khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf,
medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot
serta kelenjar sebagai efektor. Unit terkecil system syaraf adalah sel syaraf
atau neuron. Neuron merupakan sel fungsional pada membra syaraf, yang bekerja
dengan cara menghasilkan potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke
sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel
syaraf dalam memindahkan informasi.
2.5 Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk mempelajari anatomi dan fungsi organ otak ikan sebagai pusat membra
saraf, mengetahui bagian terpenting dari otak dan variasi bentuk, ukuran serta
berat relative otak terhadap berat tubuh pada bagian jenis ikan terutama ikan
mas (Cyprinus carpio).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Saraf
Menurut Affandi 1992, membra koordinasi
merupakan membra saraf (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impuls saraf ke
susunan saraf pusat, proses penghantaran impuls saraf dan perintah untuk membra
tanggapan rangsangan atau membra yang mengatur kerja semua membra organ agar
dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi pada hewan meliputi membra saraf
beserta indera dan membra endokrin membran). Sistem saraf merupakan membra yang
khas bagi hewan, karena membra saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Hal ini
dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai
(berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok
sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang
berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang
menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem
saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan (Alamsjah 1977).
Sistem saraf pusat merupakan system yang mengatur kegiatan seluruh tubuh,
Sistem syaraf dibagi menjadi system syaraf pusat dan system syaraf periferi.
Sistem syaraf pusat terdiri otak dan membran
spinalis. Sistem syaraf periferi terdiri dari syaraf cranial dan spinal beserta
cabang cabangnya. Sistem syaraf otonom merupakan bagian dari membran periferi, mempengaruhi otot polos dan
kelenjar. Unit terkecil system syaraf adalah sel syaraf atau neuron. Neuron
merupakan sel fungsional pada membran
syaraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan menjalarkan
impuls dari satu sel ke sel berikutnya.
Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang
dilakukan sel syaraf dalam memindahkan informasi. Pembentukan potensial aksi
juga merupakan cara yang dilakukan oleh membran syaraf dalam melaksanakan fungsi
kendali dan koordinasi tubuh. Sistem saraf pusat yang meliputi otak (ensefalon)
dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang
sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, membran saraf (otak ) juga dilindungi 3
lapisan selaput meninges.
Ketiga lapisan membran
meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
• Durameter merupakan selaput yang kuat dan bersatu
dengan tengkorak.
• Araknoid disebut demikian karena bentuknya
seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid
adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
• Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh
darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Lapisan ini berfungsi untuk membawa
oksigen dan nutrisi. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial
yaitu:
1.
Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2.
Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3.Sel-sel
neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam membrane
saraf pusat. Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama
tetapi susunannya berbeda. Pada otak,
materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi
kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
2.2 Otak
Otak
terdapat pada susunan syaraf pusat. Otak pada ikan dapat dibagi menjadi lima
bagian yaitu telencephalon, diencephalon, otak tengah mesencephalon, metencephalon
dan myelencephalon (Bond 1978).
Telencephalon
Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan rhinecephalon
sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf utama yang keluar
dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I). Pada ikan yang
mengutamakan pembauan untuk mencari mangsanya, otak bagian depan menjadi lebih
berkembang. Contoh pada Ikan tilapia tertentu yang biasa memberikan perhatian
dan perlindungan terhadap anaknya, setelah telencephalonnya dirusak menjadi
bersifat tidak acuh terhadap anak- anaknya. Ikan Betta splendens akan
kehilangan tingkah laku seksnya akibat pengrusakan telencephalon.
Diencephalon Terletak pada bagian belakang
telencephalon. Bagian ventral dari dienchephalon adalah hypothalamus, bagian
dorsalnya epithalamus dan bagian lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus
adalah bagian yang membra pada dorsal dari otak. Struktur yang paling nyata
ialah dua tonjolan dorsal yang tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah
belakang dan parafise (organ parapineal) disebelah depannya. Keduanya tumbuh
sebagai evaginasi dari diencephalons embrio. Pada Cyclostomata, dinding otak
yang terdapat di atas badan pineal menjadi transparan dan kulit kepala yang ada
di atasnya tidak mempunyai pigmen. Dengan demikian cahaya yang sampai di kepala
ikan ini akan mengenai badan pineal. Beberapa ikan hiu (Squaliformes) ada yang
tidak berpigmen pada daerah kepala tersebut, tetapi badan pinealnya kurang
berkembang bila diibandingkan dengan Cyclostomata. Ikan-ikan yang mempunyai
kulit kepala transparan umumnya hidup di daerah yang agak dalam dan termasuk
yang suka bergerak embrane. Ikan yang bersifat fototaksis positif, di kepalanya
terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap cranial yang transparan di atas
diencephalon. Dan sebaliknya ikan yang bersifat fototaksis membrane pada
kepalanya terdapat jaringan yang menghalangi cahaya.
Mesencephalon
Otak bagian tengah pada semua vertebrata memiliki atap berupa sepasang lobus
opticus yang bertindak sebagai pusat penglihatan, menerima serabut dari retina.
Mesencephalon pada ikan besar dan berfungsi sebagai pusat penglihatan. Lobus
opticus terdiri dari tectum opticum di bagian atas tegmentum di bagian bawah.
Tectum opticum merupakan organ yang melayani rangsang penglihatan. Bayangan
yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada tectum opticum. Sedang
tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris. Pada mesencephalon terdapat bagian
menonjol yang disebut Cerebellum, memiliki fungsi utama yaitu mengatur
kesetimbangan tubuh dalam air, mengatur tegangan otot dan daya orientasi
terhadap ruang. Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua bagian
besar, yaitu valvula membrane dan corpus membrane yang besarnya tergantung
spesiesnya. Beberapa jenis ikan yang memiliki cerebellum membrane besar,
utamanya ikan yang menghasilkan listrik (mormyridae) dan ikan perenang cepat
(mackerel dan tuna).
Myelencephalon
Bagian otak paling belakang (posterior), dengan membran oblongata sebagai
komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat untuk menyalurkan rangsangan
keluar melalui saraf cranial. Di medulla Pada ikan clupea pallasi, mugil
cephalus dan Trachiurus, medulla oblongata membesar, dibagian ini terdapat
organ yang dinamakan cristae membrane yang diduga saraf ini ada hubungannya
dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok.

Gambar
1. Otak ikan tampak samping (Chiasson, 1980)
![]() |
Gambar
2. Otak ikan tampak dorsal dan ventral (Chiasson, 1980)
2.3.
Saraf Cranial
Sebagian
besar saraf cranial (SC) berhubungan dengan bagian-bagian kepala, selain dari
itu ditemukan juga yang berhungan dengan bagian-bagian tubuh lainnya. Dari otak
sendiri terdapat sebelas saraf cranial yang menyebar ke organ-organ sensori
tertentu dan otot-otot tertentu. Saraf terminal (SC 0) adalah suatu saraf kecil
yang bergabung dengan saraf cranial I, yang berhubungan dengan otak depan, dan
serabut-serabut saraf terbesar yang mengelilingi ’’olfactory bulb”. Saraf
olfactory (SC I) menghubungkan organ olfactory dengan pusat olfactory otak
depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan. Saraf optic (SC II) menghubungkan
retina mata dengan tectum opticum dan berfungsi membawa impuls penglhata. Saraf
oculometer (SC III) berfungsi sebagai saraf motor yang mengatr otot mata
superior rectus, inferior oblique, inferior rectus dan internal rectus. Saraf
ini berhubungan dengan otak mesenchepalon dan merupakan saraf motor. Saraf
trochlear (SC IV) menginervasi otot mata superior oblique. Saraf motor ini
berhubungan dengan mesencephalon.

KETERANGAN GAMBAR 3. I. olfactory nerve ; II. Optic
nerve ; III. Oculamotor nerve ; IV trochlear nerve V.Trigeminal nerve
VI.Abducens nerve VIII 1-6. Octavus nerve (VIIIa anterior ramus; VIIIp.
Posterior ramus); ALLN. Anterior lateral line nerve; PLLN.Posterior lateral
line nerve; IX. Glossopharyngeal nerve; X vagal nerve; C.Cerebellum; D.
Diencephalon; R. Rhombocephalon; T. Telencephalon; TE. Tectum mesencephali.
2.4 Spinal cord dan
saraf spinal
Saraf cranial merupakan lanjutan medulla
oblongata dan sampai ke bagian depan ekor. Batas antara medulla oblongata
dengan spinal cord tidak jelas. Spinal cord merupakan suatu tabung, tetapi alur
pusatnya (central canal) berdiameter kecil dibandingkan dengan dindingnya.
Sekeliling alur pusat membentuk pola yang menyerupai sepasang sayap kupu-kupu
pada potongan melintangnya. Bagian ini merupakan bahan kelabu (gray matter)
yang terdiri dari sel-sel saraf dan dikelilingi oleh serabut-serabut saraf
(white matter). Serabut-serabut saraf ini dibungkus dan dkumpulkan dalam satu
ikatan sesuai dengan fungsinya. Bahan kelabu dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu sepasang tanduk dorsal (anterior horn) dan sepasang tanduk vetral
(posterior horn). Tanduk dorsal menerima serabut sensori visceral dan somatic,
dan tanduk venral berisikan inti saraf motor.
2.5 Mekanisme kerja
saraf
Impuls dapat dikatakan sebagai ”aliran
listrik” yang merambat pada serabut saraf. Jika sebuah serabut saraf tidak
menghantarkan impuls, dikatakan bahwa serabut saraf tersebut dalam keadaan
istirahat. Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
Impuls
melalui sel saraf impuls dapat mengalir melalui serabut saraf karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf.
Pada saat sel saraf istirahat, sebelah dalam serabut saraf bermuatan, kira-kira
–60 mV, sedangkan di sebelah luar serabut saraf bermuatan positif. Keadaan
muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat, sedangkan serabut
saraf dalam keadaan polarisasi. Jika sebuah impuls merambat melalui sebuah
akson, dalam waktu singkat muatan di sebelah dalam menjadi positif, kira-kira
+60 mV. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls
disebut potensial kerja. Pada saat ini terjadi depolarisasi pada selaput akson.
Proses depolarisasi merambat sepanjang serabut saraf bersamaan dengan
merambatnya impuls. Akibatnya, muatan di sebelah luar merambat sepanjang
serabut saraf. Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut saraf
tidak dapat dilalui oleh impuls karena terjadi perubahan dari potensial kerja
menjadi potensial istirahat. Agar dapat berfungsi kembali, diperlukan waktu
kira-kira 1/500 sampai 1/1.000 detik untuk pemulihan. Kecepatan merambatnya
impuls pada mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter per detik sedangkan
pada beberapa hewan tingkat rendah kira-kira hanya 0,5 meter per detik. Adapun yang
mempengaruhi kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu selaput dan diameter
serabut saraf. Pada serabut saraf yang bermielin, depolarisasi hanya terjadi
pada nodus Ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja, akibatnya impus
saraf lebih cepat merambat. Semakin besar diameter serabut saraf semakin cepat
rambatan impuls sarafnya.
Menurut Andi 1987, impuls melalui sinapsis
dimana merupakan titik temu antara ujung neurit dari suatu neruron dengan ujung
dendreit dari neuron lainnya. Setiap ujung neurit membengkak membentuk bonggol
yang disebut bonggol sinapsis. Pada bonggol sinapsis tersebut terdapat
mitokondria dan gelembung-gelembung sinapsis. Gelembung-gelembung sinapsis
tersebut berisi zat kimia neurotransmitter yang berperan penting dalam
merambatkan impuls saraf ke sel saraf lain. Ada berbagai macam
neurotransmitter, antara lain asetilkolin yang terdapat pada sinapsis di
seluruh tubuh, noradrenalin yang terdapat di membra saraf simpatetik, dan membrane
serta serotonin yang terdapat di otak. Antara ujung bonggol sinapsis dengan membrane
sel saraf berikutnya terdapat celah sinapsis yang dibatasi oleh membrane
prasinapsis dan postsinapsis dari sel saraf berikutnya atau membrane efektor.
Apabila impuls saraf sampai pada bonggol sinapsis, maka gelembung-gelembung
sinapsis akan mendekati prasinapsis, kemudian melepaskan isinya, yaitu
neurotransmitter, ke celah sinapsis. Impuls saraf dibawa ileh neurotransmitter
ini. Neurotransmitter menyeberang celah sinapsis menuju postsinapsis. Zat kimia
neurotransmitter mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada postsinapsis dan
terjadilah potensial kerja. Ini berarti impuls telah diberikan ke sarabut saraf
berikutnya (Bond 1987). Dengan demikian impuls saraf menyeberangi celah
sinapsis dengan cara perindahan zat-zat kimia, untuk kemudian dilanjutkan pada
sel saraf berikutnya untuk kemudian dilanjutkan pada sal saraf berikutnya
dengan cara rambatan potensial kerja. Apabila neurotransmitter sudah
melaksanakan tugas, neurotransmitter akan diuraikan oleh enzim yang dihasilkan
oleh postsinapsis, Misalnya, apabila neurotransmitter berupa asetikolin maka
enzim yang menguraikannya adalah enzim asetilkolinesterase.
BAB III. METODOLOGI
3.1 Metode
3.1.2 Waktu dan Tempat
Praktikum
Ikthiologi tentang Sistem Integumen Ikan dilaksanakan pada hari kamis, tanggal
12 Desember 2013 pada pukul 13.00-16.00 WIB. Dan Praktikum Ikthilogi ini
dilaksanakan di Laboratorium Biologi Makro 2 (Bima 2) Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
3.1.2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio sebagai objek yang diamati selama pratikum. Sedangkan alat yang dipergunakan dalam praktikum iktiologi mengenai “Sistem
Saraf Ikan” adalah buku gambar untuk
menggambarkan ikan yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk menggambarkan
ikan, pena untuk menulis nama-nama ikan dan menulis deskripsi ikan-ikan yang
dijadikan objek pengamatan, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur ukuran
morphometrik ikan tersebut, penghapus untuk menghapus jika ada terdapat
kesalahan pada saat menggambar ikan, nampan yang dipakai untuk meletakkan ikan
yang akan digambar, alat bedah untuk membedah
ikan pada bagian kepala untuk mengambil otak ikan, kamera untuk mengambil
gambar dan serbet untuk membersihkan
alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.
BAB IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
Sistem saraf
pada ikan mas Cyprinus carpio berpusat
pada otak yang ada di dalam cavum cranium (ruang tengkorak). Ukuran otak ikan relatif kecil, ukuran otak
ikan mas hanya berukuran 0,1 % dari
ukuran tubuhnya. Dari praktikum,
dapat diketahui bahwa otak ikan pada
umumnya dapat dibedakan menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon,
metemsefalon, dan meielensefalon, dari kelima bagian ini memiliki fungsi-fungsi
yang berbeda-beda.
Telensefalon
atau otak depan memiliki hubungan dengan organ penghidu yang terletak di
kantung di bagian atas moncong atau biasanya, terletak tepat di depan mata. Di
belakang telensefalo terdapat diensefalon. Diensefalon berfungsi sebagai pusat
korelasi rangsangan masuk dan keluar
yang berkaitan dengan homeostasis dan sistemendokrin. Bagian mesensefalon (otak
tengah) terletak diantara diensefalon dan mielensefalon, mesensefalon berkaitan
dengan sistem penglihatan pada ikan. Metensefalon (otak belakang) berfungsi
dalam mengatur keseimabangan tubuh ikan di dalam air. Mielensefalon (batang
otak) merupakan bagian terakhir dari otak dengan medula oblongata sebagai
komponen pembentuknya, fungsi dari mielensefalon sebagai penyalur rangsang ke
luar melalui saraf kranial .
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh data berat total ikan 305,56 gram,
panjang total 28 cm, berat otak 0,53 gram. Posisi otak terletak di kepala
bagian tengah, bentuk dan warna otak teramati jelas dari sisi atas, samping dan
belakang. Adapun fungsi bagian-bagian otak yang teramati yaitu:
Ø
Trakus Olfaktori :
Menghubungkan dengan lobus olfaktori
Ø
Lobus Olfaktori :
Berfungsi dalam indera penciuman
Ø
Lobus opticus :
Menggerakkan bola mata (Lobus bagian atas) dan untuk penglihatan (Lobus bagian
bawah)
Ø
Cerebelum :
Pengatur keseimbangan tubuh
Ø
Lobus Vagal :
Berhubungan dengan jantung, saluran pencernaan dan perut
Ø
Medula Oblongata :
Merupakan otak bagian belakang
Ø
Trakus Optikus :
Berfungsi untuk pengelihatan
Ø
Pituitary :
Berfungsi untuk pengaturan hormone
BAB V. PENUTUP
5.1
Simpulan
Sistem
saraf dibagi menjadi system saraf pusat dan system saraf periferi. Sistem saraf
pusat terdiri otak dan medula spinalis. Otak pada ikan dapat dibagi menjadi
lima bagian yaitu telencephalon, diencephalon, otak tengah mesencephalon,
metencephalon dan myelencephalon. Sistem saraf periferi terdiri dari saraf
cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem saraf otonom merupakan
bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar. Unit
terkecil system saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron merupakan sel
fungsional pada sistem saraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial
aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan
potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf dalam memindahkan
informasi. Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara yang dilakukan oleh
sistem saraf dalam melaksanakan fungsi kendali dan koordinasi tubuh. Impuls
dapat dikatakan sebagai ”aliran listrik” yang merambat pada serabut saraf. Jika
sebuah serabut saraf tidak menghantarkan impuls, dikatakan bahwa serabut saraf
tersebut dalam keadaan istirahat. Impuls dapat dihantarkan melalui sel saraf
dan sinapsis.
5.2 Saran
Demi kelancaran
pembelajaran praktikum iktiologi fungsional terutama pada pembahasan Sistem saraf
pada Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan
seksama. Kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dan kita dapat
melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi fungsional ini akan berjalan
lancar. Selain itu, untuk mengerjakan laporan ini seharusnya berpanduan dengan
buku gambar yang biasa digunakan praktikum agar data-datanya lengkap dan
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,
R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman
Kerja
Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.Pusat
Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan.
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Alamsjah,
Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi Ikan. Departemen
Biologi
Perairan.Fakultas Perikanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Andy
Omar, S. Bin. 1987. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Jurusan Perikanan
Universitas
Hasanuddin,Ujungpandang. 159
Bond,
C.E. 1979. Biology of Fishes. W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Chiasson,
R. 1980. Laboratory Anatomy of the Perch. Third edition. WM. C. Brown Company
Publishers, Dubuque, Iowa.
inspiratif trimakasih
BalasHapushttp://faridpompa.blogspot.co.id/?m=1
inspiratif trimakasih
BalasHapushttp://faridpompa.blogspot.co.id/?m=1
inspiratif trimakasih
BalasHapushttp://faridpompa.blogspot.co.id/?m=1